- Pentingnya Perawatan Audio Mobil untuk Pengalaman Berkendara yang Lebih Baik
- Aksesoris Mobil yang Wajib Dimiliki untuk Pengalaman Berkendara Maksimal
- Mengapa Speaker Mobil Berkualitas Penting ? Ini 5 Alasannya
- 5 Kesalahan Umum Saat Tuning Audio Mobil dan Cara Menghindarinya
- 5 Tips Pasang Audio Mobil Harian Agar Suara Lebih Optimal dan Aman
- Mau Pasang Audio Mobil? Pahami Dulu Komponen Dasar Sistem Audio Mobil
- Perlukah Tuning Audio Mobil? Ini Penjelasan Lengkapnya
- Cara Menjaga Keseimbangan Mobil Saat Dimodifikasi (Termasuk Audio System Berat)
- Mengenal Perbedaan Format Audio: MP3, FLAC, WAV, dan Lainnya
- Pengaruh Kualitas Audio Mobil terhadap Konsentrasi dan Kenyamanan Berkendara
Subwoofer Box vs Subwoofer Kolong Ala Tedy Bronson Audio
Mediaaudio.id - Berbicara mengenai audio mobil, tentu kita tidak bisa lepas dari komponen speaker. Secara mendasar ada beberapa jenis speaker yang melengkapi semua frekuensi suara yang mampu ditangkap telinga manusia. Nah, jika tweeter bertugas menghasilkan suara frekuensi tinggi, lain lagi dengan subwoofer yang main di frekuensi paling rendah yang mampu ditangkap telinga manusia.
Dalam perkembangannya, subwoofer juga memiliki jenisnya sendiri, ada yang aktif alias built in power, ada lagi yang pasif alias tanpa power. Bentuknya pun bermacam-macam sesuai fungsi, tapi untuk urusan dalam mobil ada dua jenis yang lazim digunakan, subwoofer slim atau biasa disebut bass kolong dan subwoofer box.
Masing-masing bentuk subwoofer ini memiliki keunggulan dan kekurangannya. Subwoofer kolong sendiri kini cukup banyak digunakan oleh pemodifikasi yang tak ingin mengorbankan space besar di mobilnya tapi ingin juga mendapat dentuman low frequency.
Menurut Tedy, punggawa Bronson Audio, subwoofer kolong memiliki bentuk yang tipis dan mudah untuk diinstalasi. Pemasangan tidak memakan waktu lama, tinggal colok dan menyelipkannya di bawah bangku.
“Sedangkan untuk subwoofer box entah itu aktif ataupun pasif, memang instalasinya lebih rumit dan memakan waktu.” Ucapnya. Untuk subwoofer box aktif memiliki tipe yang biasanya sudah siap pasang namun hadir dengan bentuk yang lebih besar dari subwoofer kolong, dan tentunya memiliki power lebih besar.
“Untuk tipe pasif, kita harus menghitung volume box dan bentuk yang paling sesuai dengan karakter komponen subwoofer dan ruang instalasinya.” Bentuk-bentuk yang lazim dipilih biasanya kubus, tube, dan wedge, disesuaikan dengan selera dan kondisi penempatan serta hampir pasti lebih besar dan memakan tempat dari subwoofer kolong.
Kelar berbicara efektifitas ukuran, untuk kualitas dentuman, Tedy tetap lebih menganjurkan untuk memilih subwoofer box aktif maupun pasif dibanding subwoofer kolong. Menurutnya, “memang ada beberapa brand yang subwoofer kolongnya cukup baik, walau untuk jangkauan frekuensi rendah belum bisa mencapai subwoofer box.”
“Kalau yang di kolong menurut pengamatan saya, dia hanya sebagai pelengkap dari midbass aja, lumayan lah lebih simple, ga mau kelihatan, sangat cocok buat pengguna dan penikmat casual. Tapi kalau mau lebih mantap untuk low frequency ya tetep subwoofer box di belakang terlebih karena gain yang lebih besar.” Tambahnya.
“Tapi ya itu, perhitungan ukuran volume serta garapan harus tepat, salah bikin malah suara bisa melempem.” Tutupnya sambil tertawa.
